Kamis, 22 Desember 2011

Nilai Praktek Shalat Kelas 7

Rajin-rajinlah Shalat Sebelum Anda Disholati....

Nilai Al-Islam Kelas 7 Semester Ganjil 2011/2012

Tetap Semangat..Dan Jayalah Indonesia

ku....

Nilai Al-Islam Kelas 7 Semester Ganjil 2011/2012

Tetap Semangat..Berrrrrrsemangat...Allahu Akbar...

Nilai Al-Islam Kelas 8 Semester Ganjil 2011/2012

Tetap Semangat..Lebih Giat Belajar...Jangan Lupa Shalat....Allahu Akbar

Nilai TIK Kelas 9 Semester Ganjil

Jangan Menyerah Tetap Semangat

Rabu, 16 November 2011

TIM TEATER SMPAM 3 luar biasa !!!!


alhamdulillah itu ucapan yang sangat pantas di ucapkan ketika tim Teater SMPAM3 Malang menjadi yang terbaik dengan menggondol Juara 1 The Best Actor atas nama Burhan Uddin kelas 8 dan Juara 3 The Best Actreess atas nama Afida Khoirunnisaa' pada acara Bulan Bahasa yang diadakan oleh MGMP Bahasa Indonesia Kota Malang, yang mempertandingkan antar tim teater SMP se-Kota Malang...
Semoga kesuksesan ini bisa berlanjut...Allahu Akbar..

Selasa, 10 Mei 2011

Di Bodohi Pendidikan? Benarkah

Tanpa sadar ternyata kita telah lama berkutat tentang sesuatu membohongi umat islam di Indonesia, mulai dari hari kebangkitan nasional yang mengambil hari berdirinya budi utomo, bukan dari berdirinya Sarikat islam yang berdiri 3 tahun sebelumnya, sampai dengan fatahillah yang katanya pembebas Batavia (betawi sekarang) yang sampai sekarang setiap tanggal 22 juni selalu diperingati.
Dan ini satu hal lagi kejanggalan tentang system pendidikan di Indonesia yang dapat ilustrasikan sebagai berikut :
Seorang INDONESIA yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK, karena kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang dianggap selalu gagal. Ternyata alasan kesalahan adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce.
Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan, dia diberi 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara internasional tidak bisa ditemukan. Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, hal ini ditanyakan kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi .
Ternyata, pihak Dir. Metrologi-pun telah lama melarang pemakaian satuan ons disamakan dengan 100 gram. Mereka sebenarnya meminta pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) di Indonesia. Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan Ons bukanlah bagian dari sistem metrik ini. Kemudian untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan “ons” dan “pound”. Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 onfiltered= 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram.
Dalam sistem timbangan internasional, tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus Indonesia. Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ? Salah satu konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoa).
1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g)
1 pound = 453 gram (bukan 500 g)
1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)
Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek ? Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. jadi kapan kita mau mengaku salah dan mengajarkan kebenaran pada masyarakat dan anak-anak kita?
Nah, apakah ini juga merupakan kesalahan warisan dari pemerintah, orde baru, orde lama atau dari jaman penjajahan Belanda ?? Allahualam

Senin, 18 April 2011

TONGKAT MUSA DAN PERJUANGANNYA MEMBIMBING BANI ISRAIL

MENYEBRANGI Teluk Suez, kami memasuki Benua Asia. Namun, karena masih berdekatan dengan Benua Afrika, suasananya tak terlalu jauh berbeda. Sepanjang mata memandang, terlihat gurun pasir yang tandus berhias bukit-bukit bebatuan. Inilah kawasan Gurun Sinai yang terkenal itu. Sinai Utara penuh dataran padang pasir, sedangkan Sinai Selatan penuh dengan perbukitan.
Untuk menyeberanginya, kami tidak perlu menggunakan feri, tapi cukup melalui terowongan bawah laut sepanjang 1,5 km. Itulah jarak penyeberangan yang paling dekat antara Benua Afrika dan Asia. Diperkirakan, di sekitar daerah itu Musa dan orang-orang Bani Israil menyeberang saat dikejar Firaun Merneptah. Tempat penyeberangan tersebut kini menjadi tempat lalu lalang kapal-kapal berukuran besar dari kawasan Eropa menuju Asia maupun sebaliknya.
Keluar dari terowongan, kami menyusuri pantai menuju Gunung Sinai atau yang dikenal sebagai Jabbal Musa. Jaraknya sekitar 415 km dari Kairo atau sekitar 300 km dari terowongan Teluk Suez. Pemandangan di kanan kiri kami sangat kontras, namun indahnya luar biasa. Di sebelah kiri, kami hanya menyaksikan perbukitan batu-batu cadas. Sedangkan di sebelah kanan kami adalah laut luas yang membiru. Ya, kami sedang menyusuri pantai Teluk Suez ke arah selatan.
Kawasan Sinai sangat bersejarah karena menjadi saksi berbagai peristiwa eksodusnya Bani Israil dari Mesir. Sebelum memasuki Palestina yang menjadi tujuan akhir mereka, Bani Israil sempat bertahun-tahun berada di kawasan tandus tersebut. Banyak kejadian menarik yang menyertai perjalanan Bani Israil.
Setelah berhasil memimpin Bani Israil keluar dari Mesir, Musa bersama umatnya menuju Gunung Sinai. Musa ingin bermunajat dan bersyukur kepada Allah atas perlindungan yang diberikan-Nya. Dia juga memohon bimbingan untuk membawa umatnya ke tanah harapan, yaitu Palestina.
Musa meninggalkan Bani Israil di kaki Sinai, dalam pimpinan saudaranya, Nabi Harun. Dia berjanji pulang setelah 30 hari bermunajat di puncak Sinai. Maka, Musa pun berpuasa selama 30 hari untuk menyucikan jiwa raganya agar bisa berkomunikasi dengan Allah lebih jernih. Ternyata, Allah memerintahkan untuk menyempurnakan puasanya menjadi 40 hari. Lantas, Musa memperoleh wahyu Taurat untuk umatnya.
Digambarkan, Musa berdialog langsung dengan Allah sehingga dia memperoleh julukanKalimullah di dalam Alquran, yakni orang yang diajak bicara langsung oleh-Nya. ''Allah berfirman: Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih kamu di antara manusia yang lain, untuk membawa risalah-Ku. Dan untuk berbicara langsung dengan-Ku. Karena itu, berpegang teguhlah pada apa yang Aku berikan kepadamu. Dan, hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur'' (QS 7: 144).
Sayang, sepulang Musa dari puncak Sinai, kaumnya justru terpengaruh ajakan Samiri untuk beribadah mengikuti agama pagan lagi. Mereka menyembah patung sapi buatan Samiri, yang sebenarnya juga salah seorang kaum Musa. Kepada umat Musa, Samiri berkata bahwa Musa sudah hilang di puncak Sinai. Tuhan yang disembah Musa juga hanya bohong-bohongan karena tidak bisa dilihat. Tuhan yang benar, kata Samiri, adalah apa yang telah mereka kenal selama di Mesir. Yaitu, Dewi Hathor yang bertanduk sapi dan Apis, sang Dewa Sapi.
Tentu saja Musa marah dan sedih bukan main melihat kenyataan itu. Samiri pun dihajar. Patung sapinya dilempar. Bahkan, Nabi Harun pun dipegang kepalanya, hendak dihajar juga. Namun, Harun bisa menenangkan kembali Musa dan menjelaskan bahwa keterlambatan Musa pulang membuat Samiri bisa memengaruhi umat Bani Israil yang lemah iman untuk kembali ingkar.
Tidak hanya itu, Bani Israil lantas meminta Musa untuk menunjukkan keberadaan Allah sebagai Tuhan yang bisa terlihat. Tentu saja Musa gemetar karena sesungguhnya dia baru melakukan permintaan yang sama kepada Allah ketika sedang di puncak Sinai. Saat itu, bukit tempat dia berpijak bergetar hebat dan bebatuan di sekitarnya hancur berantakan. Musa pun pingsan.
Kini, permintaan itu juga diucapkan umatnya dan Allah kemudian menunjukkan kekuasaan-Nya lagi dengan menurunkan halilintar. ''Dan (ingatlah), ketika kalian (Bani Israil) berkata: Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas, karena itu kalian disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya'' (QS 2: 55).
Setelah bisa menguasai kembali umatnya, Musa mengajak mereka menuju Palestina. Itulah tanah yang dijanjikan bagi Bani Israil untuk bermukim dengan tenang. Tapi, saat itu Palestina sedang dikuasai bangsa lain, yang tidak menghendaki Bani Israil bermukim di Palestina. Padahal, sebenarnya mereka memiliki hak atas tanah Palestina karena nenek moyang mereka dari kawasan ini.
Musa mengajak mereka untuk menuntut hak tersebut, meski untuk itu harus berperang. Sayang, sebagian besar Bani Israil tidak mau melakukannya. Mereka justru ketakutan dan memilih untuk mengembara di sekitar Gurun Sinai yang dikenal sebagai Padang Tiih. Kisah itu diceritakan panjang lebar dalam QS 5: 21-26.
''Allah berfirman: (Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (Padang Tiih) itu. Maka, janganlah kamu bersedih hati (memikirkan) orang-orang yang fasik tersebut'' (QS 5: 26).
Maka, menderitalah Bani Israil selama empat puluh tahun di Gurun Sinai. Mereka hidup berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Untungnya, Allah masih sangat pemurah kepada mereka. Karena itu, mereka tetap memperoleh makanan di daerah tandus tersebut. Di antaranya yang diterangkan Alquran adalah Manna dan Salwa, yaitu sejenis madu dan burung puyuh. Dengan makanan itu, mereka memperoleh sumber karbohidrat, protein, dan lemak untuk hidup.
Bani Israil juga menyuruh Musa untuk meminta air kepada Allah. Mereka ingin bukti bahwa Tuhan yang disembah Musa benar-benar ada. Dengan sabar, Musa memohon kepada Allah. Dia lalu diperintah Allah untuk memukulkan tongkatnya ke bebatuan. Maka, di luar dugaan, menyemburlah mata air-mata air dari pecahan bebatuan itu. Jumlahnya 12 buah, sebanyak suku Bani Israil yang menjadi umat Nabi Musa. Bekas mata air yang dikenal sebagai Uyun Musa itu masih bisa dilihat di padang pasir Sinai. Tidak hanya itu, mereka kemudian meminta lagi dengan cerewetnya, agar Musa memintakan kepada Tuhannya, segala macam sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan segala macam yang mereka butuhkan. Permintaan itu membuat Musa marah. Padahal, kata Musa, mereka bisa memperoleh itu di kota-kota terdekat karena tak mungkin mendapatkannya di Gurun Sinai yang tandus.
Musa memutuskan untuk bersabar dalam membimbing umatnya. Dia menunggu Bani Israil sampai melahirkan generasi berikutnya. Pelajaran sabar itulah yang dia peroleh dari Nabi Khidr, ketika Allah memerintahkan untuk berguru kepadanya. Empat puluh tahun kemudian, Musa berhasil mendidik generasi muda Bani Israil untuk berjuang memasuki negeri harapan, yakni Palestina. Sayang, dia keburu meninggal sebelum Bani Israil berhasil masuk ke kota suci itu.

Sabtu, 09 April 2011

PEMIMPIN BARU, NUANSA BARU

Alhamdulillah....
kiranya itu kalimat yang paling pas untuk menggambarkan bagaimana bahagianya kami, karena kami IPM Ranting SMP 'Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang telah dapat menjalankan amanah yang dibebankan kepada kami selama periode 2010-2011...
and....
there are, the new leaders of IPM SMP 'AISYIYAH MUHAMMADIYAH 3 MALANG....
KETUA : RETNO SETYO WULANDARI
WAKIL KETUA : MIFTAHUL ULUM

SEKRETARIS : ELIYA WIDIANA PUTRI
WAKIL SEKRETARIS : MUHAMMAD NIZAR

BENDAHARA : UMMU AIMAN RAJAB
WAKIL BENDAHARA : BURHANUDDIN

BIDANG PENGKADERAN
KETUA : BAYU BINTANG PRADANA
ANGGOTA : MUHAMMAD SUBEKTI
ERVINA ELLYSA RAHMAN
BIDANG KAJIAN DAKWAH ISLAM
KETUA : SYAMSUDIN RENDANG KENI
ANGGOTA : SYAMSUL ARIFIN
BIDANG PENGKAJIAN ILMU PENGETAHUAN
KETUA : MUHAMMAD YAHYA ISMAIL
ANGGOTA : SITI LINDA SARI
HAIDAR AHMAD ZUHDI
BIDANG APRESIASI SENI KEBUDAYAAN
KETUA : RENDY PRASETYO
ANGGOTA : DEA ANURADA RPL
ERFAN ADI SAPUTRA
BIDANG E-MADDING
KETUA : ZULFIKAR ALI WAKHID
ANGGOTA : HERYANTO
ARIANI AMBARWATI
ERI HERAWATI
ELVIRA ADINDA PUTRI

congratulation my brother....
i hope Allah always help you are to do this amanah....

Jumat, 11 Februari 2011

KUBAH TIMAH PUTIHNYA BERPENDAR DI LANGIT KAIRO

Ada satu ikon Kota Kairo yang selalu menghiasi buku-buku panduan wisata bagi para turis. Yaitu, Masjid Muhammad Ali Pasha. Masjid dalam Benteng Shalahuddin itu sungguh indah. Kubahnya yang berlapis timah putih berpendar di langit Kairo, terlihat dari berbagai penjuru kota. Apalagi, benteng tersebut memang berada di Bukit Muqattam yang tinggi.
Masjid yang didirikan pada 1830, zaman Sultan Ali Pasha, itu kini sudah berusia 180 tahun. Masjid tersebut dibangun Yusuf Bushnak, arsitek dari Turki kelahiran Bosnia. Desainnya mengadaptasi bangunan-bangunan Romawi dan Eropa modern. Tempat ibadah itu berlokasi di bagian tertinggi Benteng Shalahuddin sehingga harus menghancurkan dua bangunan bekas istana Mamluk, yang pernah berkuasa di Mesir.
Saya sengaja datang Jumat. Sebab, pada hari itu masjid agung tersebut tidak digunakan untuk salat lima waktu. Ruang masjidnya luas dengan desain akustik yang memukau. Tata suara dalam masjid didesain sedemikian rupa. Karena itu, suara muazin yang mengumandangkan azan tanpa pengeras suara pun tetap terdengar cukup jelas. Apalagi menggunakan mikrofon, suara khatib yang berkhotbah bergema dengan megah.
Desain konstruksinya juga hebat. Kubahnya yang setinggi 52 meter hanya disangga empat tiang dengan bentangan lebih dari 25 meter. Apalagi, bagian dalam kubah tersebut masih dibebani lampu gantung khas Eropa yang berbobot lebih dari 2 ton. Sedangkan di bagian luar, menjulang menara-menara setinggi 82 meter. Saya dan teman saya yang berpendidikan teknik sipil berdecak kagum kala mengamati bangunan itu.
Kubah tersebut tidak hanya indah dari luar. Dari dalam masjid pun, eloknya bukan main. Selain ornamen, kubah utamanya disanggah empat kubah berbentuk setengah lingkaran yang berukuran lebih kecil. Di situlah kecerdikan sang arsitek. Dia bisa memadukan kebutuhan artistik dan kekuatan konstruksi.
Di pojok-pojok pertemuan antarkubah utama dan pendukung terdapat kaligrafi nama-nama khalifah pada zaman Khulafaur Rasyidin. Yakni, Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Sedangkan bagian atas mihrab bertulisan Allah dan Muhammad Rasulullah.
Warna hijau dan emas mendominasi dekorasi interior masjid. Berpadu dengan batu onyx dan marmer putih bergurat-gurat cokelat. Sedangkan karpet merah menyala tergelar di lantainya. Sungguh kombinasi yang benar-benar indah. Masjid dengan desain modern itu menunjukkan cita rasa Sultan Ali Pasha yang tinggi. Dia ingin menampilkan Islam Mesir dalam wajah modern.
Padahal, Ali Pasha bukan orang Mesir asli. Dia orang Albania asal Kavalla yang datang ke Mesir sebagai panglima pasukan Turki utusan Dinasti Usmani. Ali dikirim untuk membantu rakyat Mesir melawan pasukan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte yang menjajah Mesir.
Keberhasilan memukul mundur tentara Napoleon mengantarkan Ali menduduki jabatan gubernur Mesir. Dia mendapatkan dukungan rakyat dan memperoleh restu ulama-ulama Al Azhar. Maka, sejak itulah dia merintis Dinasti Muhammad Ali Pasha yang menjadi kerajaan terakhir di Mesir. Ali berkuasa di Mesir selama 44 tahun (1805-1849).
Pemerintahannya bergaya militer. Untuk menstabilkan situasi dalam negeri, Ali perlu menumpas petinggi-petinggi Mamluk yang menguasai Mesir pada generasi sebelumnya. Ratusan petinggi Mamluk diundang makan di istana, kemudian dihabisi tanpa ada yang tersisa. Konon, jumlahnya tak kurang dari 500 orang.
Sultan yang kontroversial itu mengembangkan Mesir modern dengan dibantu anaknya, Ibrahim Pasha. Di bawah kendali bapak-anak tersebut, kekuasaan Mesir meluas sampai Syria, Palestina, Yaman, Saudi Arabia, bahkan Oman, Iraq, dan Bahrain. Ali bercita-cita membuat imperium Islam baru untuk menyaingi Dinasti Usmani, Turki, yang mengutusnya. Tetapi, pada akhirnya kekuasaan Ali bisa ditekan Turki yang bersekutu dengan Inggris dan Prancis. Sejak itulah intervensi dunia Barat masuk ke Mesir hingga kini.
Pada zaman Dinasti Ali Pasha itulah Mesir berkembang menjadi negara yang berorientasi ke Barat, khususnya Eropa. Lebih khusus lagi, ke Prancis. Ali mengirim banyak pelajar untuk bersekolah di Eropa. Dia juga melakukan berbagai kerja sama ekonomi dan perdagangan serta mengembangkan sistem administrasi pemerintahan, arsitektur, seni budaya, dan konstruksi bangunan.
Pada zaman Muhammad Ali pula, Mesir membangun bendungan-bendungan baru, memperbaiki kanal-kanal pengairan Sungai Nil, dan menumbuhkan sektor pertanian. Dia memberikan perhatian lebih kepada komoditas kapas dan tebu. Dia juga memperkuat armada militer sehingga sangat disegani di kawasan Timur Tengah.
Dinasti Ali Pasha runtuh pada zaman Raja Farouq, tepatnya 1952. Raja yang terkenal hidup mewah itu dikudeta rakyat Mesir di bawah pimpinan Jenderal Muhammad Najib dan Gamal Abdul Nasser, yang kemudian mereformasi pemerintahan Mesir menjadi republik pada 1953. Sistem pemerintahan itu bertahan hingga sekarang. Sedangkan Raja Farouq diasingkan ke Monaco sampai meninggal. Raja berbobot 140 kg tersebut wafat di atas meja makan saat jamuan di Roma, Italia, dalam usia 45 tahun.
Setelah Ali wafat, keturunannya meneruskan kebijakan membawa Mesir ke Western-minded. Pada era Said Pasha, Mesir membangun Terusan Suez bekerja sama dengan Inggris dan Ferdinand de Lesseps dari Prancis. Kanal strategis itu menjadi salah satu sumber pemasukan yang signifikan, yang kelak menjadi rebutan tiga negara pengelola (Mesir, Inggris, dan Prancis). Sampai kini, Terusan Suez menjadi jalur kapal-kapal besar berlalu lalang antara Laut Mediterania dan Laut Merah.
Begitu banyak kisah yang dihamparkan Allah di sekitar kita. Ada yang baik. Ada juga yang buruk. Semua mengandung hikmah bagi kita agar menjadi orang yang lebih baik pada masa depan. Sedangkan orang sukses adalah orang yang bisa mengendalikan diri untuk selalu berbuat baik. Itulah yang dalam Alquran disebut sebagai orang bertakwa. Sementara itu, orang zalim adalah pihak yang tak mampu mengendalikan dorongan hawa nafsu sehingga mencelakakan diri sendiri di dunia maupun akhirat.
"Maka, pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhan? Allah membiarkannya tersesat berdasar ilmu-Nya. Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya. Maka, siapakah yang akan memberinya petunjuk selain Allah? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS 45: 23)."

Jumat, 04 Februari 2011

KINCIR NABI YUSUF DI KOTA SUBUR FAYOUM

DARI Tell Al Amarna, kami meneruskan perjalanan ke Kota Fayoum. Ini adalah kota paling subur di Mesir. Jaraknya sekitar 170 km dari Kota Minya, tempat kami bermalam. Lepas dari Minya, kami menelusuri jalan zira'i, melewati desa-desa di sepanjang pinggir Sungai Nil. Sungguh menyenangkan melewati kawasan hijau penuh pepohonan setelah berhari-hari berada di jalan sakhrawi dengan pemandangan padang pasir nan tandus.
Berbelok ke arah barat, kami menyusuri sebuah kanal besar yang bersumber dari Sungai Nil sebagai aliran utamanya. Kanal itu dikenal sebagai Bahr Yusuf alias Sungai Nabi Yusuf. Sebenarnya, bukan hanya kanal itu yang mengairi kawasan Fayoum. Melainkan, ada lagi dua kanal yang mengapit tepi-tepi Kota Fayoum, yang bersumber dari Sungai Nil. Konon, kanal-kanal tersebut adalah peninggalan Nabi Yusuf yang hidup pada Zaman Pertengahan, Kerajaan Mesir kuno, sekitar abad ke-17 SM.
Ketika itu, sebagian besar kawasan Timur Tengah sedang dilanda musim kering berkepanjangan. Maka, Nabi Yusuf memperoleh kepercayaan dari raja yang berkuasa untuk mengatasi musim kering yang melanda selama tujuh tahun berturut-turut. Nabi Yusuf lantas membangun Kota Fayoum untuk dijadikan lumbung makanan bagi negeri Mesir dan sekitarnya.
Selama tujuh tahun menjelang datangnya musim paceklik itu, Nabi Yusuf berhasil menumpuk makanan sebanyak-banyaknya dari hasil pertanian di Kota Fayoum. Hasil kerja selama tujuh tahun berhasil mengatasi musim paceklik selama tujuh tahun berikutnya. Begitulah yang dijelaskan panjang lebar dalam Alquran, Surat Yusuf.
Bukan hanya orang-orang Mesir yang menerima berkah dari Kota Fayoum. Penduduk negeri-negeri di sekitar Mesir juga mendapatkannya. Di antaranya, Bani Israil yang tinggal di kawasan Palestina. Digambarkan dalam Alquran, saudara-saudara Yusuf berdatangan ke Mesir untuk meminta bantuan makanan untuk dibawa pulang ke Palestina yang berjarak ratusan kilometer dari Fayoum.
Setelah mereka tahu bahwa Yusuf yang menjadi pembesar di ibu kota Mesir itu adalah saudara mereka, serombongan besar keluarga Nabi Ya'kub pun hijrah untuk menetap di Mesir. Itu terbukti dalam penelitian arkeologi modern, kawasan Fayoum ternyata pernah menjadi permukiman bangsa Yahudi.
Orang-orang Yahudi saat itu bisa memperoleh izin tinggal di sana karena yang berkuasa di Mesir waktu itu adalah bangsa Hyksos yang berasal dari kawasan dekat Palestina. Pada masa-masa itu, Kerajaan Mesir kuno memang mengalami kemunduran dan dijajah bangsa-bangsa lain.
Secara garis besar, Kerajaan Mesir kuno terbagi dalam empat era. Yakni, Old Kingdom (abad 30-21 SM), Middle Kingdom (abad 21-16 SM), New Kingdom (abad 16-7 SM), dan yang terakhir adalah era Late Period (7-1 SM).
Pada era Old Kingdom dan New Kingdom itulah Mesir dikuasai para Firaun. Sedangkan pada era Middle Kingdom dan Late Period, Kerajaan Mesir terpecah-belah menjadi kekuasaan-kekuasaan kecil dan dijajah sejumlah bangsa asing. Sampai akhirnya jatuh ke tangan Yunani-Romawi pada akhir pergantian abad Masehi dan sesudahnya.
Nama ''Fayoum'' berasal dari bahasa Koptik. Yaitu, bahasa Mesir kuno yang sudah bercampur dengan bahasa Yunani: Phiom atau Pa-youm yang bermakna danau atau laut. Di kawasan itu memang terdapat danau cukup besar yang terbentuk sejak berabad silam. Danau tersebut memiliki ketinggian 45 meter di bawah laut, sehingga sulit menggunakan air danau untuk mengairi kawasan yang lebih tinggi di sekitarnya.
Karena itu, di sinilah kecerdikan Nabi Yusuf. Beliau mengalirkan air dari Sungai Nil yang berjarak sekitar 100 km ke danau tersebut. Ada beberapa kanal yang dilewatkan ke daerah pertanian seluas 340.000 hektare di Kota Fayoum.
Untuk meratakan distribusi irigasinya, Nabi Yusuf menggunakan teknik kincir air. Ada ratusan kincir air yang dipakai penduduk hingga sekarang. Salah satunya kincir raksasa yang diabadikan di tengah-tengah Kota Fayoum, dekat kanal utama yang dikenal sebagai Bahr Yusufalias Kanal Nabi Yusuf.
Kini, Kota Fayoum menjadi lumbung padi bagi negeri Mesir. Berbagai macam hasil pertanian dikirim dari kota tua yang subur tersebut. Karena itu, banyak ungkapan yang bersifat pujian terhadap makanan yang lezat dikaitkan dengan Kota Fayoum. Misalnya, ayam Fayoumi atau ayam yang berasa lezat.
Memang benar adanya. Sebab, saya sempat berbuka puasa di kota itu dengan menu ayam Fayoumi. Demikian pula buah-buahan, sayuran, dan hasil pertanian yang baik-baik disebut sebagai Fayoumi...!
Nabi Yusuf adalah nabi keturunan Israil, atau sering disebut Bani Israil. Sebab, Israil adalah nama lain Nabi Ya'kub. Anak-anaknya berjumlah 12 orang, yang kelak menjadi 12 suku dalam Bani Israil pada zaman Nabi Musa.
Yusuf kecil dijahati oleh saudara-saudaranya dan dibuang ke sebuah sumur di kawasan Sinai. Yusuf ditemukan oleh seorang pedagang karavan dari negeri Madyan yang sedang lewat di daerah itu untuk mengambil air di sumur. Yusuf lantas dibawa pedagang tersebut untuk dijual di Mesir. Kawasan tempat menjual Yusuf itu adalah Fayoum. Kawasan tersebut memang menjadi tempat pemberhentian para pedagang karavan dari berbagai negara di sekitar Mesir.
Di Fayoum itulah Yusuf dibeli oleh seorang pembesar bernama Potiphar, orang Hyksos yang dekat dengan kalangan istana. Sayang, istri Potiphar mengakibatkan Yusuf dipenjara dengan tuduhan hendak memerkosanya. Padahal, yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya.
Wanita yang di dalam Alquran dikenal dengan nama Zulaikha itulah yang sebenarnya membujuk Yusuf untuk berlaku serong dan Yusuf berlari keluar ruangan. Celakanya, di depan pintu, ada suami Zulaikha yang lebih percaya kepada istrinya daripada Yusuf. Karena itu, Yusuf pun masuk penjara tanpa proses pengadilan.
Yusuf dipenjara selama tujuh tahun. Tapi, di sanalah dia justru memperoleh ilmu hikmah untuk menakwilkan mimpi yang kelak mengantarkan dirinya menjadi seorang kepercayaan raja. Sang raja bermimpi ada tujuh ekor sapi kurus yang memakan tujuh tangkai padi yang gemuk. Para pendeta pagan di sekelilingnya tidak ada yang bisa menakwili.
Tapi, Yusuf memberikan makna yang tepat tentang mimpi sang raja itu. Yakni, Mesir akan mengalami masa paceklik selama tujuh tahun setelah masa panen raya selama tujuh tahun. ''Yusuf berkata kepada raja: Jadikanlah aku seorang yang berkuasa untuk mengelola (hasil) bumi (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan'' (QS 12: 55).
Maka, atas bimbingan Allah, Yusuf membangun Kota Fayoum menjadi kota yang subur dan membekas hingga sekarang. Karya orang-orang yang berilmu, yang diniatkan ikhlas karena Allah semata, adalah karya abadi yang akan membawa manfaat buat umat manusia. (bersambung)

Rabu, 02 Februari 2011

BAIT AL-HIKMAH : Pintu Peradaban Islam

oleh: Akhmad Fakhrur Rouzi, SHI (Guru al-Islam)

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah
Perkembangan awal Islam tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pengetahuan. Salah satu pintu yang cukup fenomenal yang digunakan oleh penguasa Islam pada waktu itu dalam mensyiarkan ajaran Islam adalah melalui pintu pendidikan atau pengetahuan. Dikatakan fenomenal dikarenakan melalui pintu ini ternyata Islam bisa dikenal dan menjadi rujukan ilmu pengetahuan dari berbagai penjuru dunia. Dan yang lebih menghenyakan lagi adalah melaui pintu ini juga bermunculan ilmuwan-ilmuwan Muslim yang hasil karyanya masih memiliki peran sentral dalam dunia pengetahuan modern saat ini.
Ada sebuah legenda seorang kakek tua yang setiap hari menggali
dibawah gunung. Setiap orang yang lewat bertanya, "Kakek apa yang
sedang anda kerjakan?" Kakek tua itu menjawab, "saya hendak
memindahkan gunung." "Bagaimana mungkin anda hendak memindahkan
gunung? Umur anda saja tidak akan lama lagi?" kakek tua itu
menjawab, "kalau pekerjaan ini tidak selesai akan diteruskan oleh
anak saya, anak saya tidak selesai akan diteruskan oleh cucu
saya..sampai gunung ini mampu dipindahkan." Maka sejak itu orang-
orang menyebutnya "kakek tua gila."
Cerita diatas adalah sebuah gambaran Spirit of Power dari orang yang
hendak membangun peradaban umat. Di masa Bani Abbasiyah Spirit of
Power juga dimiliki oleh seorang Khalifah yang bernama Al-Makmun
dengan membuat Baitul Hikmah yaitu Rumah Pustaka. Para cendikiawan
dan inetelektual muslim yang menterjemahkan tulisan-tulisan filsuf
Yunani, Romawi kedalam bahasa arab mendapat penghargaan yang sangat
tinggi dari Al-Makmun. Perkembangan dunia Islam mengalami
perkembangan yang sangat pesat dengan melalui ilmu pengetahuan.
Baitul Hikmah telah mendorong perubahan yang sangat luar biasa di
dunia Islam, seperti Ilmu Mantik, kedokteran, Fisika, ilmu
kemasyakatan menjadi area diskusi publik umat saat itu, bahkan juga saat sekarang ini. Baitul Hikmah sebuah pustaka yang memiliki peran terhadap perubahan wacana umat, dan melalui titik inilah peradaban Islam perkembang dengan begtu pesatnya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan penulis ulas sedikit berkaitan dengan sang fenomenal “Baitul Hikmah”.
II. Rumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam makalah ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Latar belakang berdirinya baitul hikmah ?
2. Apa saja sumbangsih baitul hikmah dalam perkembangan peradaban Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN

I. Latar Belakang Berdirinya Baitul Hikmah
Kesejahteraan sosial, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusasteraan mengalami perkembangan pada Bani Abbasiyah, mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun Ar-Rasyid (736-809 M) dan putranya Al-Ma’mun (813-833 M). Kedua penguasa tersebut menekankan pada pengembangan dan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam, ketimbang peluasan wilayah seperti di masa Bani Umayyah. Inilah pokok perbedaan antara Bani Abbasiyah dan Bani Umayyah.
Khalifah Harun Ar-Rasyid memanfaatkan kekayaannya untuk keperluan sosial seperti rumah sakit, lembaga pendidikan dan lembaga farmasi pun didirikan. Disamping itu, sarana kesejahteraan umum diperhatikan, pemandian-pemandian umum juga dibangun, begitu juga jalan-jalan umum.
Khalifah Al-Ma’mun, pengganti Al-Rasyid dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakkan. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia mempersiapkan penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahlinya. Salah satu bukti zaman keemasan Bani Abbasiyah salah satunya adalah Bait Al-Hikmah.
Pendirian lembaga Bait Al-Hikmah atau wisma kebijaksanaan dilakukan oleh khalifah Al-Makmun. Dalam lembaga pendidikan tersebut merupakan wujud keinginan mengulang (meniru) lembaga “hebat” yang didirikan oleh orang-orang Kristen Neotorians, yakni Gondeshapur yang salah satu tokohnya Gorgius Gabriel. Dan itu menjadikan Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Lembaga pendidikan terdiri atas dua tempat, pertama: Maktab dan Masjid yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar bacaan, hitungan dan tulisan. Kedua: tingkat pendalaman, para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada seorang atau beberapa orang yang ahli pada bidangnya masing-masing.
Gerakan terjemahan yang berlangsung pada tiga fase. Pertama, pada masa khalifah Al-Manshur hingga Harun Al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan mantiq. Fase kedua, berlangsung mulai masa khalifah Al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah buku filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas, bidang ilmu yang diterjemahkan semakin luas.
Darul hikmah ini muncul pada waktu bercampurnya bermacam-macam bangsa dan peradaban pada masa kerajaan Abbasiyah dan pada masa bangkitnya gerakan intellect yang hebat yang telah mendorong orang-orang Islam pada waktu itu untuk memperoleh ilmu-ilmu pengetahuan zaman kuno.
Menurut pendapat yang lebih kuat lahirnya lembaga-lembaga ini ada pada masa Al-Rasyid. Tujuan utama dari pada pendirian lembaga-lembaga itu ialah untuk mengumpulkan dan menyalin ilmu-ilmu pengetahuan asing, terutama ilmu pengetahuan orang Greek dan falsafah mereka ke dalam bahasa Arab untuk dipelajari. Pada waktu itulah telah diterjemahkan kitab-kitab berbahasa asing ke dalam bahasa Arab, dan telah menghasilkan ulama-ulama yang terkenal, diantaranya Khuwarrazmi sebagai ahli ilmu falak yang terkenal dan Abu Ja’far Muhammad sebagai ahli bidang ilmu ukur dan manthiq.
Kemudian Kerajaan Fatimiyah di Mesir meniru pula kerajaan Abbasiyah, maka mereka ini pun mendirikan Darul Ilmi, seperti lembaga Bagdad abad ke IV. Di sana dipelajari ilmu falaq, ilmu-ilmu orang Yunani, disamping mempelajari ilmu-ilmu Islam. Menurut keterangan dari Al-Maqrizi bahwa Darul Hikmah di Mesir pada tahun 395 H dan disitulah berkumpul para fuqaha’, dan kesitu pulalah di bawa kitab dari istana-istana untuk dibaca dan dipelajari oleh orang-orang yang berkeinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuannya. Disitulah berkumpul ahli nahwu, ahli bahasa dan dokter-dokter dengan mendapat pelayan dari pelayan-pelayan yang bekerja di situ.
Dalam Darul Hikmah ini lah semua lapisan orang diperbolehkan masuk ke dalam gedung ini untuk membaca buku-buku yang ada di sana. Bahkan orang-orang yang ingin menyalin dan menulis telah disediakan kertas, pena dan tinta. Lembaga ini merupakan perpustakaan-perpustakaan yang dipelihara oleh sebagian besar para ulama yang mempunyai keahlian dalam berbagai ilmu pengetahuan yang mengajar serta memberi penjelasan-penjelasan kepada orang-orang yang mengunjungi perpustakaan tersebut.
Lembaga ini adalah mirip dengan universitas dewasa ini, dalam pengertian di sana belajar segolongan pelajar dari bermacam-macam ilmu pengetahuan secara mendalam dan pikiran yang bebas. Adanya hubungan yang erat di antara perpustakaan dengan lembaga ini merupakan faktor yang besar untuk mencapai tujuan ini.
Lembaga pendidikan ini didirikan berkat adanya usaha dan bantuan dari orang-orang yang memegang pimpinan dan pemerintahan, dan jumlahnya pun sangat kecil dan usianya pun pendek, jika dibandingkan dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang lain, dan juga ia tidak begitu meluas ke negeri-negeri Islam yang lain. Ia terbatas dalam berbagai negeri saja, seperti Persia, Iraq dan Mesir saja.
Motif berdirinya lembaga ini adalah untuk menggalakkan dan mengkoordinir kegiatan pencarian dan penerjemahan karya-karya klasik Yunani, Persia, Mesir dan lain-lain ke dalam bahasa Arab, khususnya umat Islam, dengan disertai transfer ilmu-ilmu kuno. Dengan berdirinya lembaga ini kegiatan penstranferan ilmu pengetahuan lebih intensif. Yaitu dengan cara Khalifah mengirimkan sastrawan, sejarawan dan ilmuwan-ilmuwan terbaiknya untuk ekspedisi di kawasan-kawasan kuno.
Menurut Dr. Oumar Faroukh, faktor yang mendorong umat Islam melakukan kegiatan in adalah:
1. Suasana keinginan antara Arab dengan yang lainnya
2. Keinginan untuk menguasai ilmu yang belum dimiliki
3. Legititmasi dan dorongan ayat-ayat al-Qur'an untuk menguasai ilmu pengetahuan.
4. Bahwa kemajuan ilmu pengetahuan merupakan suatu konsekuensi dari peningkatan kemakmuran dan kemajuan ekonomi.
Pesatnya perkembangan lembaga Baitul Hikmah mendorong lembaga ini memperluas peranannya, bukan hanya sebagai lembaga penerjemahan saja, tetapi juga meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagai pusat dokumentasi dan pelayanan informasi keilmuan bagi masyarakat, melalui banyaknya perpustakaan umum di kota.
2. Sebagai pusat dan forum pengembangan keilmuan.
3. Sebagai pusat kegiatan perencanaan dan koordinasi pelaksanaan pendidikan
Setelah meluasnya peran lembaga tersebut, lembaga ini juga membawa dampak positif secara makro bagi masyarakat luas diantaranya:
1. Ditemukannya jalur “benang merah” yang menjelaskan rentangan sejarah perkembangan peradaban umat manusia sejak kurun waktu yang sangat tua, dan diperoleh kembali kekayaan warisan peradaban kuno yang bernilai tinggi dari Yunani, India, Persia dan lainnya.
2. Semakin tumbuh suburnya kondisi sosial yang favourable bagi perkembangan ilmu pengetahuan
3. Terjadinya integrasi sosial yang kian intensif dan berkurangnya sikap primordialisme.
II. Sumbangsih Baitul Hikmah dalam Perkembangan Peradaban Islam
Sumbangsih terbesar yang diberikan oleh baitul hikmah adalah dengan bermunculannya ilmuwan-ilmuwan Muslim yang ilmunya sampai hari ini masih punya bargaining power dalam dunia pendidikan modern. Diantaranya
1. Perkembangan Ilmu Naqli Ilmu Naqli adalah ilmu yang bersumber dari Naqli (Al-Qur’an dan Hadits), yaitu ilmu yang berhubungan dengan agama islam. Ilmu-ilmu itu diantaranya :
a. Ilmu tafsir Al-Qur’an adalah sumber utama dari agama islam. Oleh karena itu semua prilaku ummat islam harus berdasarkan kepadanya, hanya saja tidak semua bangsa arab memahami arti yang terkandung didalamnya. Maka bangunlah para sahabat untuk menafsirkan. Ada dua cara penafsiran :
1) Tafsir Bil Ma’tsur, yaitu memikirkan Al-Qur’an dengan hadits Nabi.
Mufassir yang masyur dari golongan ini adalah :
 Ibnu Jair At-Thabary dengan tafsirnya sebanyak 30 juta.
 Ibnu Athiyah Al-Andalusi (abu muhammad ibnu Athiyah) 481-546 H.
 As-Suda yang mendasarkan penafsirannya pada ibnu abbas, ibnu mas’ud dan para sahabat yang blain (W. 127 H).
2) Tafsir Bir-Ra’yi, yaitu penafsiran Al-Qur’an dengan mempergunakan akal dengan memperluas pemahaman yang terkandung didalamnya.
Mufassirnya antara lain :
 Abu bakar asma (mu’tazilah) wafat 240 H.
 Abu muslim muhammad bin nashar al-isfahni (mu’tazilah) wafat 322 H.
b. Ilmu Kalam yang berjasa dalam menciptakan ilmu kalam adalah kaum mu’tazilah, karena mereka adalah pembela gigih terhadap islam dari serangan yahudi, nasrani dan wasani. Diantara pelopor dan ahli ilmu kalam yang terbesar adalah
 Washil ibn Atho
 Abu Hasan Al-Asyari
 Imam Ghazali
 Abu Husain Al-Allaf
c. Ilmu Tasawuf, Ilmu tasawuf adalah salah satu ilmu yang tumbuh dan matang pada zaman Abbasiyah. Bersamaan dengan lahirnya ilmu Tasawuf muncul pula ahli-ahli dan ulama-ulamanya, antara lain adalah :
- Al-Qusyairy (W 465 H) kitab beliau yang terkenal adalah Al-Rissalatul Qusy Airiyah.
- Syahabuddari, yaitu Abu Hafas Umar Ibn Muhammad Syahabuddari Sahrowardy, (W. 632 H) kitab karangannya adalah Awariffu Ma’arif
- Imam Ghazali (W. 502 H) kitab karangannya antara lain : Al-Basith, Maqasidul, Falsafah, Al-Manqizu Minad Dholal, Ihya Ulumuddin, Bidajatul Hidayah, Jawahirul Qur’an, dan lain-lain.
d. Ilmu bahasa, pada masa Bani Abbasiyah, ilmu bahsa tumbuh dan berkembang dengan suburnya, karena bahasa arab semakin dewasa dan menjadi bahasa internasional. Ilmu bahasa memerlukan suatu ilmu yang menyeluruh, yang di maksud ilmu bahasa adalah Nahwu, Sharafi, Ma’ani, Bayan, Bad’arudh, Qamus, dan Insya. Diantara ulama-ulama yang termasyhur adalah :
 Sibawaihi (W. 153 H).
 Muaz Al-Harro (W. 187 H) mula-mula membuat Tashrif.
 Al-Kasai (W. 190 H) pengarang kitab tata bahasa.
 Abu Usman Al-Maziny (W. 249 H), karangannya banyak tentang Nahwu.
e. Ilmu Fiqh, zaman Abbasiyah yang merupakan zaman keemasan tamadun islam telah melahirkan ahli-ahli hukum (Fuqoha) yang tersohor dalam sejarah islam dengan kitab-kitab fiqh (hukum).
- Ahli hadits adalah aliran yaitu : aliran hadits dan ra’yi pemuka dari aliran ini adalah imam Malik dengan pengikutnya, pengikut imam Syafi’i, pengikut Sufyan, dan pengikut imam Hambali.
- Ahli ra’yi adalah aliran yang mempergunakan akal dan fikiran dan menggali hukum. Pemuka aliran ini adalah Abu Hanifah dan teman-temannya fuqaha dari irak.
2. Perkembangan Ilmu Aqli, ilmu Aqli adalah ilmu yang didasarkan kepada rasio, ilmu yang tergabung ilmu ini kebanyakan di kenal ummat islam berasal dari terjemahan asing.
a. Ilmu kedokteran, ilmu ini mulai mendapatkan perhatian ketika khalifah Al-Mansyur dari bani Abbas menderita sakit pada tahun 765 M, orang-orang yang terkenal sebagai dokter islam antara lain:
 Al-Razi (865-925 M) yang terkenal di dunia barat dengan sebutan Rozes. Salah satu karangannya yang termasyhur adalah “campak dan cacar” dan bukunya yang termasyhur lainnya “Al-Hawi”.
 Ibnu Sina, beliau menulis ensiklopedinya tentang ilmu kedokteran yang kemudian terkenal dengan nama Al-Qanun Fi Al-Thif, dan bukunya “Al-Qanun Fi Al thif” dianggap sebagai himpunan perbendaraan ilmu kedokteran. Penulis barat menjuluki Ibnu Sina sebagai “Bapak dokter’.
b. Ilmu Filsafat, antara lain :
 Al-Kandi
Al Kandi terkenal dengan sebutan ‘Filosuf Arab”. Beliau menganut aliran mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat. Al-Nadim dan Al-Dafthi menyebutkan karangan Al-Kandi sebanyak 238 buah yangb berisi filsafat, logika, ilmu hitung, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, optik, ilmu matematika, dan lain sebagainya.
 Al-Farabi
Karangan Al-Farabi hanya berupa risalah (karangan pendek) jadi banyak karangannya tapi banyak juga yang tidak di kenal. Karangannya adalah :
a) Aghradh Ma Ba’da Al-Thabi’ah
b) Al-Jam’u Baina Ra’yi Al-Hakimin
c) Tahsil Al Sa’adah
d) Uyun Al-Masail
e) Ara’u Ahli Al-Madariyah Al-Fadhilah
f) Insha’u Al-Alum
 Al-Ghazali
Ia mengarang buku “Maqasid Al-Falasifah” yang menjelaskan pemikiran-pemikiran filsafat, terutama menurut Ibnu Sina, kemudian ia mengeritik dan menghancurkannya dengan bukunya “Tahaf’ut Al-Falsifah” (kekacauan para filosof). Karangannya yang lain adalah Ihya Ulumuddin.
 Ibnu Rusyd
Dalam bidangan kedokteran terdapat 16 jilid buku yang bernama “Kulliyat Fi Al-Thif” (aturan umum kedokteran) dalam ilmu hukum beliau mengarang Bidayat Al-Mujtahid.

BAB III
KESIMPULAN

Dari paparan di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa :
1. Latar belakang berdirinya baitul hikmah merupakan sebuah representasi khalifah ar-Rasyid dan penerusnya terhadap ilmu pengetahuan. Sehingga dengan berdirinya baitul hikmah ini, peradaban Islam bisa berkembang begitu pesat, serta dapat melahirkan tokoh-tokoh ilmuwan Muslim yang memiliki peran yang cukup dominan dalam kancah perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu. Sehingga baitul hikmah tidak hanya berfungsi sebagai sebuah perpustakaan saja tetapi lebih pada sebuah universitas pertama di dunia pada waktu itu. Dikatakan sebagai universitas karena disana terjadi proses transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) antara ilmuwan-ilmuwan dengan masyarakat yang dapat dengan mudah masuk ke dalam baitul hikmah.
2. Dari baitul hikmah inilah muncul ilmuwan-ilmuwan Muslim yang hasil karyanya memiliki peranan sentral dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada waktu itu dan ilmu pengetahuan pada zaman modern sekarang ini. Seperti karya Ibnu Sina yaitu Al-Qanun Fi Al-Thif yang menjadi buku perbendaharaan ilmu kedokteran terlengkap yang masih digunakan rujukan dokter-dokter pada era modern ini.

BIBLIOGRAFI

Armstrong, Karen, Islam : A SHORT HISTORY Sepintas Sejarah Islam,
Yogyakarta : Ikon Teralitera, 2002.
Fahmi, Asma Hasan, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979, Cet. I.
MufrodI, Ali, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997.
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta : Prenanda Media, 2003.
Solikin, M., Sejarah Peradaban Islam, Semarang: Rasail, 2005.
Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 3, Jakarta : Al-Husna Zikra, 1997.
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta : Raja Garafindo Persada, 2004.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pres, 1997.

Jumat, 28 Januari 2011

Sejarah SMP 'Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang

SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang terletak di Jl. Husni Thamrin 3 Malang. Sebelum berganti nama menjadi SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang, mengalami beberapa kali perubahan. Semula SKKP ‘Aisyiyah berdiri pada tahun 1955 yang dirintis oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Malang yang beranggotakn : Ibu Untung, Ibu Joko, Ibu Suhaji dan Ibu Bedjo Laksono.
Pada tahun 1977 berganti nama menjadi SMP Putri ‘Aisyiyah Muhammadiyah IX. Selanjutnya diberi nama SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 3 karena sekolah tersebut berada di bawah naungan dua Persyarikatan yaitu ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah. Kemudian pada tanggal 29 Desember 1981 sekolah ini resmi terdaftar di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Jawa Timur dengan nama SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah IX, yang beralamatkan di jalan Thamrin 3 Malang dengan nomor statistik sekolah (NSS) : 204056101035. Yayasan yang mengasuh Muhammadiyah dengan tanggal dan nomor akte yayasan : Srt. Ment. P dan K 24 Juli 1974 no. 23628/MPK/74 (Jl. Kapasan 73-75 Surabaya) dengan status sekolah : TERDAFTAR
Pada tanggal 28 Oktober 1991 yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Propinsi Jawa Timur Kantor Kotamadya Malang yang beralamatkan di Jl. Veteran 19 Telp. 0641-513333 Malang 65145 mengeluarkan piagam Tanda Bukti Nomor Statistik Sekolah dengan nomor 2001/I 04.2/A/1991. Piagam tersebut berisikan antara lain :
a.Nama Sekolah : SMP Puteri ‘Aisyiyah Muhammadiyah IX
b.Alamat sekolah : Jl. Thamrin 3 Malang
c.Nomor Statistik Sekolah : 204056101035
d.Yayasan yang mengasuh : MPK Muhammadiyah Jatim
e.Tgl dan No. akte : 24 Juli 1974 No. 23628/MPK/74
f.Alamat yayasan : Jl. Kapasan 73-74 Surabaya
g.Sekolah didirikan tahun : 1977
h.Ijin operasional : No. 158/V . 2322 / 1 .04.2 / 13.81
Pada tahun 1991 kantor wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur mengeluarkan piagam, yaitu Tanda Bukti Pembaharuan Pendirian Sekolah dengan nomor 32139/I. 04.7.4/1991, yang menerangkan bahwa status SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 9 telah “DIAKUI”.
Pada tahun 1998 Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan Pengajaran dan kebudayaan mengeluarkan piagam pendirian perguruan Muhammadiyah dengan No. 1360/II./14/JTM/77, yang menyatakan bahwa SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 9 yang berkedudukan di Jl. Thamrin 3 Malang adalah MILIK PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH.
Akhirnya pada tahun 1997 SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 9 Malang resmi berganti nama menjadi SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang yang dikepalai oleh Hj. Mulyati, SPd. Bergantian nama tersebut dikuatkan dengan keluarnya PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAN SEKOLAH SWASTA dengan nomor 421.8 / 7285 / 35.73.307 / 2008 yang berisikan :
a.Nama Sekolah : SMP Aisyiyah Muhammadiyah 3
b.Alamat sekolah : Jl. Thamrin 3 Malang
c.Nomor Statistik Sekolah : 204056101035
d.Nomor data sekolah : E 32012025
e.Status sekolah (terakreditasi) : B (baik)
f.Nama yayasan : Muhammadiyah
g.Alamat yayasan : Jl. Gajayana 28 B Malang
h.Tgl dan No. akte : 24 Juli 1974 No. 23628/MPK/74
i.Sekolah didirikan tahun : 17 Juli 1977
Perpanjangan izin ini berlaku sampai dengan tanggal 15 Oktober 2011.
Untuk lebih mempublikasikan sekolah ini, sekolah ini memiliki website: www.ipmsmpam3.blogspot.com email di ipmsmpam3@gmail.com .
Selama kurun waktu tersebut terjadi juga beberapa kali pergantian tampuk kepemimpinan. Periode pergantian tersebut bisa dilihat pada table di bawah ini :
No Nama Sekolah Periode Kepala Sekolah
1 SKKP ‘Aisyiyah 1955 – 1977 Ibu Suyono
2 SMP Putri ‘Aisyiyah Muhammadiyah IX 1977 – 1980 Ibu Mudi’ah
3 SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 9 1980 – 1984 Ibu Luluk
4 SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 9 1984 – 1996 Ibu Wajdiyah
5 SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 3 1997 – sekarang Ibu Mulyati