Senin, 18 April 2011

TONGKAT MUSA DAN PERJUANGANNYA MEMBIMBING BANI ISRAIL

MENYEBRANGI Teluk Suez, kami memasuki Benua Asia. Namun, karena masih berdekatan dengan Benua Afrika, suasananya tak terlalu jauh berbeda. Sepanjang mata memandang, terlihat gurun pasir yang tandus berhias bukit-bukit bebatuan. Inilah kawasan Gurun Sinai yang terkenal itu. Sinai Utara penuh dataran padang pasir, sedangkan Sinai Selatan penuh dengan perbukitan.
Untuk menyeberanginya, kami tidak perlu menggunakan feri, tapi cukup melalui terowongan bawah laut sepanjang 1,5 km. Itulah jarak penyeberangan yang paling dekat antara Benua Afrika dan Asia. Diperkirakan, di sekitar daerah itu Musa dan orang-orang Bani Israil menyeberang saat dikejar Firaun Merneptah. Tempat penyeberangan tersebut kini menjadi tempat lalu lalang kapal-kapal berukuran besar dari kawasan Eropa menuju Asia maupun sebaliknya.
Keluar dari terowongan, kami menyusuri pantai menuju Gunung Sinai atau yang dikenal sebagai Jabbal Musa. Jaraknya sekitar 415 km dari Kairo atau sekitar 300 km dari terowongan Teluk Suez. Pemandangan di kanan kiri kami sangat kontras, namun indahnya luar biasa. Di sebelah kiri, kami hanya menyaksikan perbukitan batu-batu cadas. Sedangkan di sebelah kanan kami adalah laut luas yang membiru. Ya, kami sedang menyusuri pantai Teluk Suez ke arah selatan.
Kawasan Sinai sangat bersejarah karena menjadi saksi berbagai peristiwa eksodusnya Bani Israil dari Mesir. Sebelum memasuki Palestina yang menjadi tujuan akhir mereka, Bani Israil sempat bertahun-tahun berada di kawasan tandus tersebut. Banyak kejadian menarik yang menyertai perjalanan Bani Israil.
Setelah berhasil memimpin Bani Israil keluar dari Mesir, Musa bersama umatnya menuju Gunung Sinai. Musa ingin bermunajat dan bersyukur kepada Allah atas perlindungan yang diberikan-Nya. Dia juga memohon bimbingan untuk membawa umatnya ke tanah harapan, yaitu Palestina.
Musa meninggalkan Bani Israil di kaki Sinai, dalam pimpinan saudaranya, Nabi Harun. Dia berjanji pulang setelah 30 hari bermunajat di puncak Sinai. Maka, Musa pun berpuasa selama 30 hari untuk menyucikan jiwa raganya agar bisa berkomunikasi dengan Allah lebih jernih. Ternyata, Allah memerintahkan untuk menyempurnakan puasanya menjadi 40 hari. Lantas, Musa memperoleh wahyu Taurat untuk umatnya.
Digambarkan, Musa berdialog langsung dengan Allah sehingga dia memperoleh julukanKalimullah di dalam Alquran, yakni orang yang diajak bicara langsung oleh-Nya. ''Allah berfirman: Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih kamu di antara manusia yang lain, untuk membawa risalah-Ku. Dan untuk berbicara langsung dengan-Ku. Karena itu, berpegang teguhlah pada apa yang Aku berikan kepadamu. Dan, hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur'' (QS 7: 144).
Sayang, sepulang Musa dari puncak Sinai, kaumnya justru terpengaruh ajakan Samiri untuk beribadah mengikuti agama pagan lagi. Mereka menyembah patung sapi buatan Samiri, yang sebenarnya juga salah seorang kaum Musa. Kepada umat Musa, Samiri berkata bahwa Musa sudah hilang di puncak Sinai. Tuhan yang disembah Musa juga hanya bohong-bohongan karena tidak bisa dilihat. Tuhan yang benar, kata Samiri, adalah apa yang telah mereka kenal selama di Mesir. Yaitu, Dewi Hathor yang bertanduk sapi dan Apis, sang Dewa Sapi.
Tentu saja Musa marah dan sedih bukan main melihat kenyataan itu. Samiri pun dihajar. Patung sapinya dilempar. Bahkan, Nabi Harun pun dipegang kepalanya, hendak dihajar juga. Namun, Harun bisa menenangkan kembali Musa dan menjelaskan bahwa keterlambatan Musa pulang membuat Samiri bisa memengaruhi umat Bani Israil yang lemah iman untuk kembali ingkar.
Tidak hanya itu, Bani Israil lantas meminta Musa untuk menunjukkan keberadaan Allah sebagai Tuhan yang bisa terlihat. Tentu saja Musa gemetar karena sesungguhnya dia baru melakukan permintaan yang sama kepada Allah ketika sedang di puncak Sinai. Saat itu, bukit tempat dia berpijak bergetar hebat dan bebatuan di sekitarnya hancur berantakan. Musa pun pingsan.
Kini, permintaan itu juga diucapkan umatnya dan Allah kemudian menunjukkan kekuasaan-Nya lagi dengan menurunkan halilintar. ''Dan (ingatlah), ketika kalian (Bani Israil) berkata: Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas, karena itu kalian disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya'' (QS 2: 55).
Setelah bisa menguasai kembali umatnya, Musa mengajak mereka menuju Palestina. Itulah tanah yang dijanjikan bagi Bani Israil untuk bermukim dengan tenang. Tapi, saat itu Palestina sedang dikuasai bangsa lain, yang tidak menghendaki Bani Israil bermukim di Palestina. Padahal, sebenarnya mereka memiliki hak atas tanah Palestina karena nenek moyang mereka dari kawasan ini.
Musa mengajak mereka untuk menuntut hak tersebut, meski untuk itu harus berperang. Sayang, sebagian besar Bani Israil tidak mau melakukannya. Mereka justru ketakutan dan memilih untuk mengembara di sekitar Gurun Sinai yang dikenal sebagai Padang Tiih. Kisah itu diceritakan panjang lebar dalam QS 5: 21-26.
''Allah berfirman: (Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (Padang Tiih) itu. Maka, janganlah kamu bersedih hati (memikirkan) orang-orang yang fasik tersebut'' (QS 5: 26).
Maka, menderitalah Bani Israil selama empat puluh tahun di Gurun Sinai. Mereka hidup berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Untungnya, Allah masih sangat pemurah kepada mereka. Karena itu, mereka tetap memperoleh makanan di daerah tandus tersebut. Di antaranya yang diterangkan Alquran adalah Manna dan Salwa, yaitu sejenis madu dan burung puyuh. Dengan makanan itu, mereka memperoleh sumber karbohidrat, protein, dan lemak untuk hidup.
Bani Israil juga menyuruh Musa untuk meminta air kepada Allah. Mereka ingin bukti bahwa Tuhan yang disembah Musa benar-benar ada. Dengan sabar, Musa memohon kepada Allah. Dia lalu diperintah Allah untuk memukulkan tongkatnya ke bebatuan. Maka, di luar dugaan, menyemburlah mata air-mata air dari pecahan bebatuan itu. Jumlahnya 12 buah, sebanyak suku Bani Israil yang menjadi umat Nabi Musa. Bekas mata air yang dikenal sebagai Uyun Musa itu masih bisa dilihat di padang pasir Sinai. Tidak hanya itu, mereka kemudian meminta lagi dengan cerewetnya, agar Musa memintakan kepada Tuhannya, segala macam sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan segala macam yang mereka butuhkan. Permintaan itu membuat Musa marah. Padahal, kata Musa, mereka bisa memperoleh itu di kota-kota terdekat karena tak mungkin mendapatkannya di Gurun Sinai yang tandus.
Musa memutuskan untuk bersabar dalam membimbing umatnya. Dia menunggu Bani Israil sampai melahirkan generasi berikutnya. Pelajaran sabar itulah yang dia peroleh dari Nabi Khidr, ketika Allah memerintahkan untuk berguru kepadanya. Empat puluh tahun kemudian, Musa berhasil mendidik generasi muda Bani Israil untuk berjuang memasuki negeri harapan, yakni Palestina. Sayang, dia keburu meninggal sebelum Bani Israil berhasil masuk ke kota suci itu.

Sabtu, 09 April 2011

PEMIMPIN BARU, NUANSA BARU

Alhamdulillah....
kiranya itu kalimat yang paling pas untuk menggambarkan bagaimana bahagianya kami, karena kami IPM Ranting SMP 'Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang telah dapat menjalankan amanah yang dibebankan kepada kami selama periode 2010-2011...
and....
there are, the new leaders of IPM SMP 'AISYIYAH MUHAMMADIYAH 3 MALANG....
KETUA : RETNO SETYO WULANDARI
WAKIL KETUA : MIFTAHUL ULUM

SEKRETARIS : ELIYA WIDIANA PUTRI
WAKIL SEKRETARIS : MUHAMMAD NIZAR

BENDAHARA : UMMU AIMAN RAJAB
WAKIL BENDAHARA : BURHANUDDIN

BIDANG PENGKADERAN
KETUA : BAYU BINTANG PRADANA
ANGGOTA : MUHAMMAD SUBEKTI
ERVINA ELLYSA RAHMAN
BIDANG KAJIAN DAKWAH ISLAM
KETUA : SYAMSUDIN RENDANG KENI
ANGGOTA : SYAMSUL ARIFIN
BIDANG PENGKAJIAN ILMU PENGETAHUAN
KETUA : MUHAMMAD YAHYA ISMAIL
ANGGOTA : SITI LINDA SARI
HAIDAR AHMAD ZUHDI
BIDANG APRESIASI SENI KEBUDAYAAN
KETUA : RENDY PRASETYO
ANGGOTA : DEA ANURADA RPL
ERFAN ADI SAPUTRA
BIDANG E-MADDING
KETUA : ZULFIKAR ALI WAKHID
ANGGOTA : HERYANTO
ARIANI AMBARWATI
ERI HERAWATI
ELVIRA ADINDA PUTRI

congratulation my brother....
i hope Allah always help you are to do this amanah....